Rabu, 04 Februari 2015

Cara perhitungan metode SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique)

SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique ) merupakan metode pengambilan keputusan yang multiatribut yang dikembangkan oleh Edward pada tahun 1977. Teknik pembuatan keputusan multiatribut ini digunakan untuk mendukung pembuat keputusan dalam memilih antara beberapa alternatif. Setiap pembuat keputusan harus memilih sebuah alternatif yang sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Setiap alternatif terdiri dari sekumpulan atribut dan setiap atribut mempunyai nilai-nilai. Nilai ini dirata-rata dengan skala tertentu. Setiap atribut mempunyai bobot yang menggambarkan seberapa penting dibandingkan dengan atribut lain. Pembobotan dan pemberian peringkat ini digunakan untuk menilai setiap alternatif agar diperoleh alternatif terbaik. Pembobotan pada SMART ( Simple Multi Attribute Rating Technique ) menggunakan skala antara 0 sampai 1, sehingga mempermudah perhitungan dan perbandingan nilai pada masing-masing alternatif. Model yang digunakan dalam SMART (Simple Multi Attribute Rating Technique) yaitu :




Keterangan:
       wj     = nilai pembobotan kriteria ke-j dan k kriteria
     u(ai) = nilai utility kriteria ke-i untuk kriteria ke-i
Pemilihan keputusan adalah mengidentifikasi mana dari n alternatif yang mempunyai nilai fungsi terbesar.

Teknik Motode SMART :
1.    Langkah 1: menentukan jumlah kriteria
2.    Langkah 2: sistem secara default memberikan skala 0-100 berdasarkan prioritas yang telah diinputkan kemudian dilakukan normalisasi.

Normalisasi =        
Keterangan : wj        : bobot suatu kriteria

3.    Langkah 3: memberikan nilai kriteria untuk setiap alternatif.
4.    Langkah 4: hitung nilai utility untuk setiap kriteria masing-masing.

Keterangan :
ui(ai) : nilai utility kriteria ke-1 untuk kriteria ke-i
Cmax  : nilai kriteria maksimal
Cmin   : nilai kriteria minimal
Cout i  : nilai kriteria ke-i

5.    Langkah 5: hitung nilai akhir masing-masing.

Contoh soal :
Suatu perusahaan A ingin mempromosikan jabatan tertentu. Akan tetapi pihan PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) agak kesulitan dengan banyaknya kriteria - kriteria yang disediakan oleh perusahaan tersebut. Disini ada 6 kriteria dan nilai utility yang sudah ditentukan, dan bisa diganti sesuai dengan kebutuhan. Jadi kriteria dan nilai disusuaikan dengan kebutuhan.



langkah selanjutnya normalisasikan bobot kriterianya sesuai dengan kebutuhan



lalu diuji cobakan ke 4 pegawai



Dari hasil uji coba pada 4 pegawai hanya 2 orang yang dinyatakan layak, karena mendapatkan nilai tinggi pada bobot 1 (30%) dan bobot 2 (40%). Sementara 2 lainnya yang dinyatakan tidak layak dan dipertimbangkan dikarenakan nilai pada bobot 1 dan 2 kurang mendapatkan hasil yang maximal. Maka dapat disimpulkan bahwa bobot sangatlah berpengaruh dalam perhitungan ini. Sekian post ini, kurang lebihnya atau salah kata - kata mohon dimaafin y,,..hehehe(^_^)